THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES ?

Tuesday, January 20, 2009

Being in the moment

Entah kenapa Bhante memilihku mengorganize acara ini. Sepertinya dia yakin akan sesuatu yang justru menjadi keraguanku.

“Mama akan datang ke acara Parent’s day minggu depan ?”

“Bisnisku lebih penting. Lihat saja entar gimana.”

Aku sudah siap dengan jawaban itu. Teramat biasa malah dia absen di setiap peristiwa penting hidupku. Kemarahan yang kutumpuk menyala seterang api neraka. Kasih itu telah lama menghilang dihati. Nyaris tidak berjejak. Luka. Pilu. Murka.
Sering kubertanya :

Adakah cinta untukku dihatimu ?
Benarkah ada surga ditelapak kakimu ?
Lantas kemana rasa itu ?
Dimana cinta dan surgamu untukku?

Wajahku yang mirip pria yang menyakitimu adalah sumber kemarahanmu. Padahal aku benci menjadi bayang-bayang dari kesalahan masa lalumu. Aku bosan menghindar. Aku muak bersembunyi dalam kepura-puraan. Aku capek lari dari kenyataan. Aku hanya ingin merasa cintamu. Tiada yang lain. Titik !

Tapi tembok keakuan diantara kita terlalu tinggi. Selalu berseberangan. Meski kamu ada, dirimu tak terlihat. Pertengkaran adalah cara kita berbicara. Entah berapa kali durhaka keluar dari bibirmu. Entah berapa kali usir kau hadiahkan padaku. Aku tetap tidak bergeming. Aku masih disini. Menanti merasa cintamu.

Akhirnya Hari H tiba! Entah kenapa aku menjadi sentimentil melihat banyak yang datang bersama orang tuanya. Diantara tamu yang hadir ternyata ada kakakku.

“Mama jadi datang ?”

“Ntah. Mungkin enggak. Tadi masih sibuk ama bisnisnya.”

Ah, sudahlah. Mungkin belum waktunya. Entah kapan kesempatan itu akan datang. Tapi aku tidak akan bosan mencipta. Untuk merasa cintamu !

Energiku benar-benar terkuras. Bukan hanya capek badan, tapi lelah batin. Aku melihat keharuan dimata para tamu. Acara ini terbilang sukses. Rasanya lega, meski ada kosong menganga dihatiku. Tiba-tiba aku melihat wanita separuh baya berbaju merah duduk di antara deretan tamu berada dibarisan antrian sujud.

“Mama?”

Aku begitu terkejut. She’s make it. Dia datang ke acaraku. Rasanya tidak percaya. Aku berlari keluar membeli mawar. Duitku hanya cukup membeli setangkai bunga mawar. Aku melangkah ke antrian sujud dimana mama sedang menanti.

Aku berlutut. Kuberikan mawar di tangan.

“Ma, 27 tahun hidup didunia. Aku hanya mampu membelikan setangkai mawar ini untukmu. Maafkan, aku, Ma.”

Aku tidak sanggup berucap lagi. Aku merasa begitu kecil dengan besarnya cinta yang dia tunjukkan. Cinta yang tidak pernah terucap dibibirnya. Hanya karena tidak pernah terucap, bukan berarti cinta itu tidak ada.

Airmataku tumpah. Kupeluk dia dengan erat. Rasanya nyaman sekali. Aku sudah lama lupa kehangatan pelukannya Ada kelegaan luar biasa menyusup batinku. Jiwaku terasa ringan, damai, bahagia saat melepas keegoan yang selama ini kupegang erat.
Kulihat Bhante tersenyum padaku. Yah, aku paham maksudnya.

Apakah aku akan berjalan di air ?
Apakah aku akan berlari melewati awan-awan indah ?
Aku tidak bisa mendeskripsikan surga setelah kematianku

Bagiku, inilah surga untuk yang masih hidup. Ketika kesadaran muncul menyatu pada ‘saat ini’ seutuhnya. Waktu tidak akan berlalu sia-sia. Karena kedamaian ini tidak terusik oleh ruang dan waktu. Lalu apakah awal dan akhir ada maknanya ? Surga ada disini. Di dalam tubuhmu. Saat padamnya ego !

Peluklah semua tanyaku
Jawablah dengan cara Mu

(Pulang by Dewi Lestari)

0 comments: