THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES ?

Thursday, May 28, 2009

Sehat itu mahal ?

Apa benar sehat itu mahal ? itu yang sering saya dengar. Menurut saya, justru sakitlah yang mahal, soalnya butuh lebih banyak biaya. Gawatnya, hanya ada 2 konsekuensi dari sakit itu : sembuh atau mati !

Banyak orang yang menjalani hidup seolah-olah hidup kekal sepanjang masa. Sehingga begitu mudah menyepelekan tubuh dan kesehatannya sendiri.

“Lho, selama ini saya baik-baik saja. Hidup juga hepi-hepi aja tuh, kenapa perlu berhenti merokok ? kenapa musti menghindari junk food, toh timbangan saya gitu-gitu saja sebanyak apapun makanan yang masuk ke dalam perut. Kenapa harus capek-capek berolahraga, masih langsing kok.”

Lalu tetap saja melanjutkan pola makan apa yang anda doyan, bukan apa yang tubuh anda butuhkan. Begitu jatuh sakit baru kelabakan.

Padahal segala sesuatu terjadi bukan karena kebetulan. Semua terjadi karena memang sudah semestinya begitu, sudah cocok dengan urutan kejadian-kejadian sebelumnya. Tragisnya, sebagian besar orang malah tidak menyadari kejadian-kejadian yang diam-diam dirancangnya & diciptakannya sendiri.

Ketika tubuh ‘bertingkah’, anda masih saja berpikir,’’Ah, Gak papa, ntar keluhannya akan hilang sendiri kok.” Padahal tubuh sudah memberi signal. Tubuh sudah mati-matian berupaya untuk berjuang bertahan hidup, dengan berbagai cara memberi peringatan. Saat pertahanan sudah give up, anda buru-buru periksa dan baru merasa ngeri melihat angka-angka yang tertera pada kertas hasil laboratorium.

Jadi pilih mana ? Saya pilih sehat dan sembuh.

Dr.Tan Shot Yen - health hero favoritku yang artikel-artikelnya selalu asyik dibaca, adalah seorang medical doctor, energy healing practitioner dan certified medical hypnotherapist. Dia baru merilis sebuah buku berjudul ‘Saya pilih Sehat dan Sembuh’

Terus terang, sejak mengetahui Dr.Tan Shot Yen meluncurkan buku. Itu masuk ke list ‘Must Read Book’. Saya terus ‘memonitor’ kehadirannya di toko buku Gramedia. Tidak bosan-bosannya menelepon Pihak Gramedia untuk mengecek apakah buku tersebut sudah masuk. Bahkan titip pesan segala ke rekan kerja yang sering nge-mall untuk singgah dan ngecek ‘keberadaan buku tersebut’. Duh, sampai segitunya ya ?

Well, buat yang sudah membaca INK HEART atau menonton movienya, mungkin saya sedikit mirip Elinor yang begitu cinta buku. Bedanya saya lebih memilih memberikan buku-buku yang telah kubaca kepada orang lain daripada tergeletak berdebu dirakku. Bagiku, buku lebih berguna bila dibaca, bukan menjadi pajangan.

Kembali ke buku ‘Saya pilih sehat dan sembuh’. Meskipun saya bukanlah penggemar buku kesehatan, tapi keistimewaan Dr.Tan Shot Yen adalah dia bisa mengkomunikasikan bahasa ilmiah kedokteran menjadi bahasa praktis yang sangat mudah dimengerti orang awam. Susunan bukunya juga unik, struktur penulisan sangat praktis untuk dibaca karena banyak menggunakan gambar-gambar dan diagram.

Isi buku dengan tebal 104 halaman ini sangat menarik. Anda yang belum pernah membaca buku pengobatan holistic, pasti akan mengalami shock therapy setelah mengetahui berbagai hal yang ternyata sebelumnya anda yakini, menjadi bertolak belakang.

Dr.Tan Shot Yen dalam setiap tulisannya selalu membuka mataku. Dia seolah ingin menantang nalar setiap orang tentang apa yang membuat anda sakit, mengapa anda bisa sakit. Jadi bukan sekedar membuka resep obat sebagaimana sesi konsultasi biasa yang terjadi.

Bukankah anda sering mengalami sesi konsultasi di ruang praktek dokter seperti sedang berbicara dengan koki ? Pasien duduk diam diperiksa dan sesekali menjawab pertanyaan standar, kemudian dokter mencoret-coretkan resep yang gak kalah panjang dengan resep bakcang ? Bahkan ada dokter yang bila pasiennya kritis bertanya malah tidak senang. Seolah-olah takut pasien lebih pintar dari dokter.

Dokter seperti itu harus takut tempat prakteknya menjadi sepi. Bila dia membaca kutipan yang terdapat dalam buku ini

Tujuan ilmu kedokteran adalah mencegah penyakit dan memperpanjang hidup. Cita-cita ilmu kedokteran adalah menghapus kebutuhan akan dokter.
(William J.Mayo, founder of the mayo clinic)

Dokter masa depan tidak lagi memberi obat. Namun menempatkan kepentingan pasiennya dalam rangka bimbingan kemanusiaan, mengenai masalah pola makan dan penyebab serta pencegahan penyakit
(Thomas Alva Edison)

Bukan rahasia lagi, banyak dokter bekerjasama dengan pihak farmasi untuk mendapat komisi. Sehingga obat yang diberi juga beraneka ragam. Hanya demam saja, bisa 3-4 jenis obat yang diberi. Bahkan pemakaian antibiotic sebegitu mudah diresepkan. Bila anda tidak kritis, bisa tambah celaka.

Sistem pelayanan kesehatan kita pun masih perlu dibenahi. Apalagi capability dokter semakin dipertanyakan dengan beragam kasus yang terjadi sehingga orang lebih memilih berobat ke luar negeri. Dari semua orang yang kutemui saat berobat ke luar negeri rata-rata semuanya mencap ‘jelek’ pelayanan kesehatan di negeri kita.

Seperti kasus pada penyakitku. Dokter local tidak mendiagnosis tepat penyakitku sehingga kondisiku memburuk. Malah terus menyuntik antibiotic dan meresepkan begitu banyak jenis obat-obatan. Sementara tubuhku sudah tidak sanggup menerimanya. Merasa perlu mencari second opinion, akhirnya keluarga membawaku berobat ke luar negeri.

Ketika diwawancarai pihak majalah Sekar tentang kisah RAku, mereka meminta referensi dokter. Aku menolak memberi ‘nama dokter lokal’ yang menanganiku. Bukan untuk melindunginya. Tapi semata-mata tidak etis menurutku. Hanya itu. Tidak semua orang berjodoh dengan dokter yang tepat. Begitu alasanku (kedengaran bukan jawaban yang smart ya? Hehehe…)

Tapi kejadian dengan ‘dokter lokal’ itu justru membuatku lebih kritis sekarang. Dan banyak sekali artikel Dr.Tan Shot Yen yang mempengaruhi paradigmaku tentang kesehatan.

So, bila Anda hanya ingin membeli satu buku kesehatan, maka ambil dan bacalah buku ini. Harganya murah dengan manfaat rrruuaaaarrrrr biasa !

Selamat membaca !